Banyuwangi,Bidiktangsel.com - Festival Islami Musik Patrol dan Kuntulan menyemarakkan suasana malam Ramadan di pusat kota Banyuwangi, Rabu (5/4/2023). Sepuluh kelompok musik patrol dan lima kelompok penari kuntulan menghibur masyarakat yang hadir dari berbagai daerah.
Festival ini digelar pertama kali sejak tiga tahun terakhir. Selama pandemi Covid-19, festival tersebut ditiadakan.
Peserta musik patrol merupakan finalis hasil seleksi online yang digelar beberapa waktu lalu. Mereka adalah kelompok patrol terbaik yang berasal dari berbagai kecamatan, antara lain Giri, Singojuruh, Glagah, Cluring, dan Banyuwangi.
Baca Juga : Harga Bahan Pokok Di Pasar Klojen Terpantau Tidak Ada Lonjakan Yang Signifikan
Mereka tampil di atas panggung yang digelar di halaman Stadion Diponegoro. Menyanyikan lagu religi bernuansa tradisional, masing-masing anggota kelompok memainkan alat musik khas patrol seperti kentongan, seruling, dan angklung.
Setelah tampil di panggung, mereka kemudian berpatrol ria keliling wilayah kota Banyuwangi. Penampilan kelompok patrol yang unik dengan membawakan musik asyik menyedot perhatian ribuan masyarakat yang rela berdiri di sepanjang jalan raya.
Tak kalah menghibur penampilan kelompok penari kuntulan. Kuntulan merupakan tari tradisional Banyuwangi yang ditampilkan dengan perpaduan nuansa Timur Tengah. Pentas tari dipadukan dengan alunan alat musik rebana dan kluncing.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, Festival Islami ini digelar untuk menghidupkan khasanah tradisi dan budaya Islam di Bumi Blambangan.
Bagi warga Banyuwangi, kata dia, musik patrol dan tari kuntulan menjadi kesenian yang melekat dengan Bulan Suci Ramadan.
"Banyuwangi ingin nguri-nguri budaya lokal melalui tradisi yang unik dan menarik ini. Selain sebagai hiburan masyarakat, harapan kami festival ini juga menjadi sarana pemulihan ekonomi warga," kata Ipuk.
Musik patrol dan tari kuntulan, lanjut Ipuk, sudah lama dijadikan sebagai sarana siar Islam bagi masyarakat Banyuwangi. Hal yang serupa dengan pendekatan Wali Songo ketika menyiarkan Islam di Tanah Jawa.
Selain itu, kesenian lokal tersebut juga berperan dalam merajut keharmonisan dalam hidup bertetangga. Dalam tradisi patrol, misalnya, tercemin rasa saling peduli dan guyup rukun.
Sebagaimana diketahui, musik patrol dimainkan oleh warga setiap Ramadan menjelang waktu makan sahur. Meriahnya musik patrol membangunkan warga muslim untuk menyiapkan menu makan sebelum berpuasa.
"Kami berharap festival ini bisa terus digelar setiap tahun agar kebudayaan dan tradisi ini terus lestari. Kami ingin musik patrol dan tari kuntulan bisa terus dimainkan oleh lintas generasi," imbuhnya.
Artikel Terkait
Bupati banyuwangi Ikuti Program Capacity Building RISING Di Singapura
Gerakan Serentak Aksi Bergizi,Salah Satu Cara Pemkab Banyuwangi Tangani Stunting Pada Remaja
Bupati Banyuwangi Gencarkan Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Kepada Pelajar