Sistem Fuel Cell Electric Vehicle sendiri terdiri atas alat konversi elektrokimia yang dapat menghasilkan listrik dari reaksi antara hidrogen dan juga oksigen. Mobil jenis ini merupakan yang paling ramah lingkungan dan paling cepat melakukan pengisian listrik.
Namun di sisi lain mobil Fuel Cell Electric Vehicle belum banyak beredar di Indonesia dan harganya pun paling tinggi di antara mobil-mobil berbasis listrik lainnya.
Menurut Editor In Chief Otodriver Fitra Eri yang dikutip dari Youtube, mengatakan setiap jenis kendaraan listrik memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri, yang penting adalah bagaimana masyarakat Indonesia beralih kebiasaan dari kendaraan berbasis BBM menjadi listrik.
Baca Juga: PLN Tambah 5 Unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Di Palembang
"Makanya ketika kita menggunakan mobil listrik sebenarnya kebiasaan kita yang harus berubah kalau kita pakai mobil bensin atau mobil diesel kita tunggu dulu sampai habis kemudian kita ke SPBU kita isi,' katanya.
"Kalau mobil listrik tidak, mobil listrik itu seperti handphone lah begitu kita sampai rumah kita charge dan dalam kita tidur mungkin 7 jam 8 jam itu sudah penuh lagi dan besoknya kita selalu menggunakan mobil dengan energi itu levelnya terisi penuh, ini sangat praktis tinggal tergantung kebiasaan saja," ungkapnya.
Pemerintah mendukung percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan melalui Perpres Nomor 55 tahun 2019.
Kemudian pemerintah juga memberikan insentif pajak untuk kendaraan listrik dan membebaskannya dari aturan ganjil genap di jalan-jalan ibukota. (***)
Artikel Terkait
Presiden Jokowi: Kendaraan Listrik Solusi RI Tekan Impor BBM dan Selamatkan APBN
Bukti Keseriusan Dukung Kendaraan Listrik, PLN Hadirkan SPBKLU di IIMS 2022
Inpres No. 7 Tahun 2022, Walikota Tangsel Siap Soal Kendaraan Listrik
Bagi Yang Belum Paham Tentang Kendaraan Listrik, Ini Penjelasannya
Dalam The 30th IIMS 2023, PLN Siap Optimalkan Ekosistem Kendaraan Listrik